Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘usaha’



Indria Sari Yolanda (Ipoy)
Submitted on 2010/11/23 at 5:41 pm

Assalammualaikum Wr. Wb…

Hi all.. Especially Dr. Suryo and para Moms ^^
Pengen berbagi pengalaman & semangat.

Alhamdulillah.. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan amanah kepada keluarga kami, setelah penantian 2 tahun usia pernikahan..
Akhirnya buah hati yang dinanti lahir tgl 24 Oktober 2010..
” Aikori Lintang Ghassani ”
Penantian tersebut memang tidak terlalu lama bagi beberapa pasangan…
Namun ga ada salahnya membaca sharing saya ini kan Moms..

Sedikit berbagi cerita kepada para Ibu, anak pertama kami ini lahir dari kehamilan saya yang ketiga..
Setelah sebelumnya mengalami keguguran 2x 😦
Kehamilan pertama, gugur di usia 8minggu, dan kehamilan yg kedua gugur di usia 12minggu (yang kedua ini katanya janin tidak berkembang)
Sedihnya? Luar biasa..
Sempat terpikir dalam hati saya, ada apakah gerangan dengan rahim saya??
Apakah setiap hamil, akan terus mengalami keguguran..
(Yang pada akhirnya saya menyadari pikiran-pikiran negatif tersebut ga penting dan tidak usah dipelihara, heheheheee)

Pasca keguguran yg kedua, saya mulai mencoba konsultasi ke dokter Suryo, setelah saya dan suami menceritakan tentang pengalaman saya sebelumnya (curhat habislah sama si dokter, hehehe..), dr.Suryo meyakinkan tidak ada kelainan apa-apa dgn rahim saya, semua normal, dan segera saja program hamil lagi, begitu katanya.
Satu bulan setelah konsultasi tersebut, Alhamdulillah saya hamil yang ketiga, dengan pengalaman dan ilmunya, penanganan agar janin saya kuat dan berkembang normal dilakukan, dokter juga berbagi tips agar janin sehat, si ibu sehat dan tetap bisa bekerja seperti biasa.
Tidak lupa disiplin memeriksakan kehamilan sesuai jadwal yang diberikan dokter (ini penting lohhh…)
Dan saya selalu mengkonsultasikan apabila ada hal yang saya ragu, misalnya berpuasa selama hamil, melakukan perjalanan keluar kota, penerbangan dengan pesawat (Alhamdulillah dr.Suryo mau menjawab telpon dan membalas sms saya… Thanks, dok !)

Setiap ibu, pasti punya pengalaman sendiri dengan kehamilannya, ada yang lancar-lancar saja, ada yang penuh cobaan, ada juga yang masih harap-harap cemas menanti kapan hamil…
Intinya adalah tetap berusaha dan disiplin dengan apa yang sedang diusahakan..
‘Never Ending Ihktiar’ 🙂

Thanks to dr.Suryo.. and wait us for next program…

Wassalammualaikum Wr. Wb

selamat ya buat Mrs Indria dan keluarga, semoga si kecil tumbuh sehat dan kuat dan kisahnya bisa membangkitkan semangat para moms yang mengalami hal yang sama.
ditunggu share pic-nya yah
Bookmark and Share

Read Full Post »



Seringkali kita mendengar istilah `lilitan tali pusat` atau `tali pusat terlilit` yang bikin takut dan cemas. Kejadian lilitan tali pusat ini memang harus diwaspadai dan dicermati namun tidak perlu terlalu bikin stress.

Tali pusat memang bisa melilit pada usia kehamilan berapapun. Pada kehamilan muda seperti 5-6 bulan juga bisa terjadi lilitan tali pusat beberapa kali dan bila lilitan tersebut banyak dan erat bisa menyebabkan kematian janin juga. Bila keadaan ini terjadi di umur kehamilan ini, sulit sekali dan we can do nothing.

Nah bila ada lilitan tali pusat dan umur kehamilan sudah 9 bulan bagaimana?? Pada prinsipnya tali pusat tersusun dari komponen yang elastin dan tidak getas, sehingga dengan lilitan tali pusat bayi tetap bisa lahir normal. Namun bila dari rekaman jantung janin menunjukkan gambaran yang tidak normal atau kepala bayi tidak turun-turun maka operasi merupakan jalan yang terbaik.

Berikut ini sharing dari Mrs Winda, mamanya Zafran, yang berbaik hati untuk menyempatkan menulis pengalaman pribadinya agar bisa bermanfaat untuk anda sekalian.


Sy Winda May 25 at 12:06pm
Kelahiran, 17 Mei 2010, Pukul 22.23 WIB (Note: Zafran=bahasa Arab artinya kejayaan/kesuksesan, Prayata=bahasa Sanksekerta artinya sholeh, Wiza=Winda dan Zai).

Dear Dr. Suryo,

Sesuai janji saya ke dokter nih:) buat sharing pengalaman sekaligus mau numpang nebeng tulisan diblog dokter, silakan di-upload tulisan saya jika dokter berkenan. Agak panjang gapapa khan ya dok? Maksudnya biar historinya jadi jelas aja. Kalau mau di-cut bagian awalnya juga boleh kok.

Janin saya pd usia 26 minggu dinyatakan letak lintang dan terlilit tali pusat di leher, secara ini anak pertama tentu saja buat saya was-was. DSPOG yang memeriksa kemudian menyarankan untuk tidak nungging dalam rangka membalikkan posisi janin karena takut kalau dipaksakan malah akan membahayakan janin yg diduga terlilit (takutnya tambah terjerat). Jadilah akhirnya pasrah saja dan lumayan stress juga pas brosing-brosing pada umumnya kalau dalam kondisi ini lumayan banyak kasus yang mengharuskan operasi caesar untuk proses kelahiran. Sebenarnya buat saya ga masalah harus operasi pun, yg penting dede selamat. Tapi alhamdulillah pd pemeriksaaan minggu ke 30 si dedek posisinya sudah kepala di bawah yang memberi harapan untuk bisa lahir normal tapi DSPOG di Jakarta (RSIA Hermina Jatinegara tempat saya kontrol kehamilan) kembali belum bisa memastikan bisa lahir normal atau tidak karena ternyata janin waktu di USG masih tampak terlilit tali pusat di leher dan mengatakan normal atau operasi harus dilihat posisi dede terakhir saat proses persalinan.

Berhubung saya memutuskan proses persalinan di Pekanbaru saja (berhubung suami dan orang tua di sana) mulailah brosing tempat bersalin dan DSPOG di Pekanbaru. Sempat ke RS Santa Maria untuk periksa kehamilan pada usia 15 minggu , ke RSIA Andini untuk periksa kehamilan usia 30 mggu. Semuanya dijabanin untuk dapat second opinion dan penjajakan DSPOG untuk bersalin.

Tapi akhirnya berhubung pertimbangan lokasi yangg dekat dengan rumah orangtua dan provider asuransi dari kantor maka pilihan bersalin jatuh ke RS Awal Bros tapi DSPOG nya belum nemu nih.

Sewaktu belum memutuskan tempat bersalin di RS Awal Bros ada nemu blog DSPOG (ya blog nya dokter Suryo Bawono), blognya kayaknya menarik karena banyak hal-hal yang belum saya tau dibahas disitu dan dokter ini ternyata praktek di RS Awal Bros, jadi tertarik untuk partus dengan bantuan dokter ini. Eh tapi waktu cek di website RS Awal Bros ternyata dokternya dah ga di sana lagi :(. So jadi bingung lagi deh ama dokter siapa ntar partus di Pekanbaru.

Akhirnya daripada stress liat nanti aja deh yg penting sekarang dede sehat aja dulu. Dengan harap-harap cemas terbanglah dari Jakarta ke Pekanbaru pada usia kehamilan 38 minggu (rada nekat emang) tapi demi perhitungan cuti biar lama dibelakang alias habis bersalin dijabanin aja deh. Alhamdulilah di Bandara Cengkareng ga bermasalah, lewaaattt sajaaa, dan untung dede pun tidak kontraksi (anak baik :)). Hari Minggu malam tanggal 9 Mei 2010 sampai di Pekanbaru dan Senin pagi tanggal 10 Mei langsung kontrol ke RS Awal Bros. Seperti biasa awalnya telepon rumah sakit dulu dengan maksud untuk daftar sekalian nanya dokter eh dilalah waktu ditelepon dikasih tau ada Dokter Suryo, tanpa pikir panjang lagi dan pede habis langsung aja “ok saya daftar ke Dr Suryo aja”. Dapat antrian no 4. finally sampai di RS Awal Bros j10 pagi, pas liat informasi ternyata Dr. Suryo baru praktek lagi di Awal Bros, waaah nasib dede nih kayaknya ketemu Dr. Suryo. Waktu masuk ruang prakteknya, upss ternyata dokternya masih muda yaaa (maaf dok, di blog sebelumnya ga terlalu merhatikan fotonya, lagian waktu dah tau dokter ga di Awal Bros lagi, blog nya jadi jarang dibuka).

Diceritain deh tuh kronologis janin sambil ngeliatin hasil pemeriksaan USG di Jakarta dan tentu saja kekhawatiran proses persalinan bisa normal atau tidak karena kasus terlilit tali pusat sampai keinginan partus di Dr Suryo. Menurut Dokter Suryo dede udah cukup umur dengan berat prediksi 3,4kg (error +/- 10%) dan dia menjelaskan bahwa tali pusat itu strukturnya kenyal jadi tidak usah terlalu khawatir. Kemudian intinya dr. Suryo mengatakan “Kalau percaya saya akan kasih obat buk, dosisnya sedikit saja, ga seperti induksi, berdasarkan pengalaman, yang sudah saya beri obat ini merasa nyaman dan ga sakit”. Beliau kemudian menyerahkan kepada saya dan suami keputusannya mau atau tidak mengikuti sarannya. Akhirnya saya dan suami menyetujui, sambil masih bertanya ini itu seperti tanda-tanda persalinan plus minta pengantar untuk proses persalinan. Oia satu lagi, tanpa saya tanya, Dr. Suryo langsung melarang untuk mengkonsumsi rumput Fatimah (hehe padahal saya dah bawa bekal ini dari Jakarta karena special minta dibeliin waktu ada teman yang sedang pergi naik haji). Akhirnya nurut aja deh ama dokternya trus baca postingan dokter soal true story rumput Fatimah di Banyumas tambah yakin deh (nanti saya share di email ke temen-temen deh dok, kebetulan di kantor lagi banyak bumil).

1, 2, 3 sampai 7 hari berlalu dengan meminum obat Dr. Suryo tanpa ada efek berarti, seperti kata dokter, ga sakit, ga ada flek muncul, nyantai bener deh. Hari minggu tanggal 16 Mei 2010 masih jalan-jalan ke Plaza Citra Pekanbaru. Karena seminggu dah berlalu tanpa reaksi, Hari Senin tanggal 17 Mei 2010, pergi kembali ke dr. Suryo. Waktu masuk ruangannya langsung ngomong “ Dok, ga ada reaksi, kok belum ya? Dah seminggu ini”. Dokter Suryo jawab “oo, obat saya memang begitu, ada yang tenang-tenang juga kayak gini udah bukaan 2-3, ayo saya periksa dalam aja”. Diperiksa deh, “tuh kan bener, dah bukaan 3 buk, ini fleknya sambil memperlihatkan jarinya. Langsung rawat inap aja ya, ga usah pulang lagi.” Nah lhooo….saya dan suami pandang-pandangan deh, hihihihi….ga ada tanda-tanda euy:). Ya udah akhirnya kita diantar ama suster ke bagian persalinan untuk cek denyut jantung janin, suami ngurus-ngurus administrasi untuk rawat inap, dicek bentar ama Dokter Suryo, masuk ruangan rawat inap deh, sambil menunggu detik-detik…….menegangkan:).

Jam 11, 12, 13, sampai jam 16, kontraksi tak berarti, cuma sakit dikit-dikit aja seperti mau menstruasi, masih bisa tidur-tidur dulu, dan bukaan tak beranjak dari 3, tuing tuing, lamaaa bener rasanya. Tapiiiii begitu lewat jam 16, sakit dah menjadi-jadi, suami jadi korban buat dipegang, diteken tangannya, dipencet lengannya. Habis magrib sakit makin jadi, jam 9 malam rasanya kok udah mau mengeden ini karena dede dah mulai neken-neken, dan ini sakitnya ampun-ampun karena harus menahan mengeden karena belum waktunya. Akhirnya dipanggil suster dan ternyata dah bukaan 5-6, suster memutuskan dibawa aja deh ke ruangan bersalin, diajarin tarik nafas buat ngilangin sakit (susah tauukkk mau tarik nafas waktu kontraksi :(), dilarang ngeden sebelum waktunya, diajarin nanti cara mengeden kalau sudah waktunya. Thanks to para suster di RS Awal Bros untuk ini (pada baik-baik). Eh, ga lama saya tanya ke suster karena sakit dah ga ketulungan, ternyata dah bukaan 7-8. “Bentar lagi nih kak”, kata mereka. Saya tanya lagi, “dokternya mana?”, “Bentar lagi kak, udah ditelepon, sedang di jalan”. Ga lama dokternya udah sampai, langsung bimbing buat ngeden plus menyemangati. Alhamdulillah cuma 3 kali ngeden dede langsung keluar tanpa tedeng aling-aling dan disambut ama dokter (ga nyangka juga bisa secepat itu dengan sebelumnya diduga terlilit tali pusat di leher). Komentar dokter, “Pinter banget ngedennya, udah seperti anak ke-2 atau ke-3”. Dede terus langsung diletakkan di dada saya, diazanin ayahnya (prediksi cowok sesuai USG dari waktu dede usia 20 minggu), keluar plasenta, liat dokter menyelesaikan pekerjaannya (jahit, nulis-nulis), ga lupa salaman ama dokter, ngucapin terima kasih, selesai, tinggal bersih-bersih dan dibiarin 2 jam untuk diobservasi ada masalah atau tidak baru dikembalikan ke ruang rawat inap. Ternyata terlilit tali pusat di leher ga menjadi masalah buat dede. Makasih ya Allah.

Nenek yang di luar ruangan heboh nelponin orang-orang buat ngabarin dede dah brojol secara normal.

Sekali lagi, saya, suami, dan aran tentunya ngucapkan makasih dok buat support dan pertolongannya. Semoga dengan sharing ini makin banyak yang pede untuk mencoba kelahiran normal terlebih dahulu sebelum memutuskan operasi. Sukses selalu buat dokter.

Salam Hangat,

Winda dan Zai.

Sekali lagi terimakasih atas sharing-nya, semoga pengalaman Zafran bisa berarti dan bermanfaat untuk semuanya. Dan semoga Zafran selalu menjadi sumber kebahagiaan keluarga dan orang-orang disekitarnya. Amin. Bookmark and Share

Read Full Post »



Cobaan berat yang datang menerpa jangan menyurutkan niat dan seharusnya malah meningkatkan usaha kita untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Saya menerima surat elektronik dari salah satu pasien saya yang pada kehamilan sebelumnya mendapatkan cobaan Tuhan yang sangat berat. Kehamilan bisa berlangsung selama 9 bulan namun, Tuhan berkehendak lain karena sang baby tidak dapat tertolong saat proses persalinan. Namun dengan dukungan yang kuat dan kesabaran yang luar biasa dari suami, Mrs Delima bisa bangkit kembali dan Tuhan memberkati usaha keluarga ini dengan kehadiran seorang baby girl yang sehat, cantik, dan sempurna. Berikut ini kutipannya.

Delima Tobing May 22 at 10:28am
Dear Dr Suryo,

apa kabar dok …. ?

kami sekeluarga berterimakasih yg sebesar2nya buat pertolongan dokter atas kelahiran putri kami, Deborah Michelle Purba.

sudah dua bulan sejak kelahirannya, michelle jd bayi yg sehat dan bahagia( tidak cengeng dan murah senyum). saya yakin karakter ini dipengaruhi oleh sikap saya selama mengandung.

jujur dok, ketika saya tahu hamil lg saya sangat senang ( spt umumnya wanita yg merindukan kehadiran sang buah hati). namun disudut hati saya ada kekuatiran , apakah hal yg buruk akan terjadi lg spt kehamilan saya yg sebelumnya.

Untunglah, oleh petunjuk yg Kuasa, saya bertemu dgn dokter pasca operasi kaki saya. Semua saran dan pandangan yg dokter berikan setiap saya konsultasi kehamilan sangat bermanfaat dan dpt menenangkan hati saya. Hingga saya yakin, saya telah memilih pendamping persalinan yg tepat.

oyah, kami berencana untuk segera memberikan adik buat michelle. kalau bisa adik cowok,supaya lengkap 🙂
bisa diprogram kan dok ?

sekali lagi terimakasih ya dok.
Tuhan memberkati dokter dlm setiap tugas.

salam kasih dari kami

Saya berdoa semoga kehadiran Deborah Michelle Purba akan menambah kebahagiaan keluarga dan kelak Michelle akan tumbuh menjadi putri jelita yang menaburkan benih kebaikan untuk sesama. Amin. Bookmark and Share

Read Full Post »


Tidak ada jaminan dari manusia, karena manusia hanya sebatas berusaha namun bila Tuhan menghendaki maka sia-sialah usaha manusia tersebut. Seperti halnya gambar diatas dimana terjadi kehamilan pada wanita yang berencana menunda kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi IUD dan ternyata gagal. Kebetulan yang memasang alat tersebut adalah bidan, tapi mau yang pasang dokter atau profesor sekalipun tidaklah pengaruh bila memang Tuhan menghendaki hamil.
Kebetulan pula beberapa hari yang lalu saya juga menolong persalinan pasien gagal KB spiral, dan yang memasang adalah seorang dokter spesialis kandungan. Jadi tiada beda, selama yang mengerjakan manusia maka tiada jaminan 100% akan berhasil.

Pesan moril untuk dokter dan tenaga medis, jangan sekali-kali arogan memberikan jaminan atas suatu upaya medis. Bila sudah memberikan jaminan, maka berarti bersalah bila mendapatkan kegagalan seperti diatas. Pesan moril untuk pasien adalah dokter juga manusia yang tiada artinya dibanding kuasa Allah. Bookmark and Share

Read Full Post »