Biar ngga pada tertipu oleh yang palsu seperti kontraksi palsu misalnya, coba simak tulisan saya di tabloid mom and kiddie terbaru edisi 11/VI
Archive for the ‘Persalinan’ Category
Simak Tulisan Tentang Kontraksi Palsu di Tabloid Mom and Kiddie
Posted in Persalinan, tagged braxton hicks, kontraksi palsu, Mom and Kiddie on January 31, 2012| Leave a Comment »
Melahirkan Normal Setelah Sebelumnya Operasi Caesar, VBAC (Vaginal Birth After Caesarean)
Posted in Baby, kandungan, kehamilan, Persalinan, tagged bekas sc, Defrianto, lahir vaginal, melahirkan normal setelah sebelumnya caesar, sesar, vaginal birth after caesarean, VBAC, Wiwiek Herlina on April 13, 2011| 15 Comments »
Dulu kala, ada satu istilah `One Caesarean, Always Caesarean` yang artinya bila telah mengalami caesar maka persalinan selanjutnya pasti akan caesar. Namun kini hal tersebut tidak lagi berlaku. Seiring dengan perkembangan tehnik operasi caesar maka sekarang sudah memungkinkan bagi ibu yang dulunya caesar bisa melahirkan normal untuk anak berikutnya.
Risiko dalam persalinan lewat bawah pada bekas caesar bukannya tidak ada, dan risiko tersebut antara lain adalah jebolnya bekas operasi caesar sebelumnya. Sistim scoring dilakukan untuk menilai apakah layak persalinan vaginal tersebut, makin tinggi score makin tinggi kemungkinan bisa melahirkan normal. Dalam sistem score yang dinilai antara lain indikasi caesar sebelumnya, riwayat kehamilan, dan bisa juga ditambahkan hasil pemeriksaan dinding rahim terutama bekas irisan, taksiran berat badan janin, penurunan kepala janin, dll.
Salah satu pasien yang berhasil menjalani VBAC adalah Mrs Wiwiek Helina yang melahirkan anak keduanya baby boy dengan berat 3650 gram, setelah anak pertamanya lahir melalui caesar,
Jadi bagi yang pernah melahirkan caesar, masih ada kemungkinan berikutnya untuk melahirkan normal asal dari hasil penilaian scorenya bagus. Buat yang sudah 2x caesar, maaf, tidak ada lagi kemungkinan untuk melahirkan normal.
wiwit defrianto
Big thanks to Dr.suryo,
Akhirnya saya bisa lahiran normal
setiap saya konsul Dr.Suryo dpt meyakinkan saya bahwa saya bisa lahiran hormal.
Saya pun termotivasi utk itu dan saya juga meyakinkan diri saya bahwa saya harus bisa lahiran normal.
Alhamdulillah ternyata saya mampu dan saya tidak menyangka baby ke-2 saya pun beratnya (3650 gr) tdk beda jauh dgn anak pertama (3700 gr)
Padahal Dr.suryo sll menekankan klo saya baby saya tdk blh lebih dr 3000 gr
Sekali lg tks Dr.Suryo…^_^
Baby Program: Mrs Yeni dan Suami, Pasien Spesial (True Story)
Posted in Baby, Baby Program, Ingin Hamil, kandungan, Persalinan, Pregnancy, Testimoni, testimony, True Story, tagged bahagia, berbakti, Kuat, lincah, Mrs Yeni, orang tua, sehat, selalu on November 2, 2010| Leave a Comment »
Mrs Yeni dan suami adalah pasien spesial saya, foto ini adalah saat berkunjung ke klinik setelah persalinan anak kedua. Nah, si kecil di foto tersebut adalah buah hati yang hadir melalui baby program.
Kepada Mrs Yeni, saya mengucapkan selamat atas kehadiran dua buah hati-nya…Semoga kelak, mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas, berbakti kepada orang tua, dan sukses segalanya. Amin.
Yenny Rahmi
sempat konsul ma dokter laen,,,eeehh ujung2nya ballik lagi ke dokter suryo,,emang dokter suryo paling d’best lahhh..:)
Wednesday at 7:48pm · UnlikeLike · Comment · View Feedback (7)Hide Feedback (7) · See Friendship
Baby Program: Kisah Baby Program Ke-2, Lahir 11 Bulan Setelah Lahirnya Baby Program-1
Posted in Baby Program, Ingin Hamil, kandungan, kehamilan, Keluarga Berencana, Persalinan, Pregnancy, Testimoni, True Story, Uncategorized, tagged 11 bulan, Adik tercinta, bayi, Bersambung, cepat, jarak dekat, lahir, Langsung hamil, luar biasa, ngebut, setelah melahirkan on May 27, 2010| 1 Comment »
Masih ingatkah anda kisah Baby Ardhani Chandra yang hadir dari baby program?? Ternyata 11 bulan kemudian lahirlah adiknya. Waktu itu 2 bulan setelah kelahiran, Mrs Donna Riana langsung datang untuk baby program sang adik dan alhamdulillah, Tuhan langsung mengabulkan kehadiran adik yang sampai berita ini diturunkan belum mendapatkan nama. Ada yang punya usul??
Sekali lagi selamat utk Mrs Donna Riana dan keluarga atas karunia terindah hadirnya 2 buah hati tercinta. Semoga memberikan kebahagiaan yang tiada terkira. Ditunggu 2 tahun lagi untuk baby program selanjutnya.
Jangan Sombong, Dokter Kandungan Bisa Tidak Lebih Pintar Dibanding Bidan atau Dukun (True Story)
Posted in Persalinan, True Story, Uncategorized, tagged bayi meninggal setelah lahir, bidan, bingung, cmv, cytomegalo virus, Dr. Ihsan, dukun bayi, kelainan kromosom, ketentuan Allah, kromosom, mortality, newborn, penyebab kematian bayi, riwayat obstetri jelek, RSUD Muntilan, rubella, spog, tidak boleh sombong, tidak terdeteksi, toksoplasma, TORCH, toxoplasmosis on May 4, 2010| 4 Comments »
Tiba-tiba saja saya teringat pengalaman waktu saya bertugas di RS Muntilan, Jawa Tengah. Saat itu ada satu kasus yang belum terpecahkan hingga saat ini. Saya menangani pasien dengan riwayat obstetri yang jelek. Bayangkan saja, anak pertama pasien lahir dengan bantuan dukun bayi, meninggal beberapa saat setelah lahir. Kemudian pasien melahirkan anak keduanya dengan bantuan bidan, namun sang bayi meninggal tidak berapa lama setelah lahir sama persis dengan anak sebelumnya.
Pasien datang bertemu saya pertama kali pada kehamilan sembilan bulan alias cukup bulan. Riwayat dua kali kehamilan hingga cukup bulan namun semuanya meninggal tak berapa lama setelah persalinan. Pikir saya, bisa saja yang pertama lahir meninggal karena ditolong dukun yang tidak menangani dengan standar medis, dan bisa saja yang kedua juga tidak sesuai standar atau ada sesuatu hal yang lain. Oke, kalau begitu ini yang ketiga sudah benar dalam penanganan dokter kandungan dan tentu hasilnya akan berbeda dibandingkan dukun dan bidan.
Pagi sekitar pukul 8 direncanakan operasi caesar untuk pasien tersebut, dan kebetulan senior saya Dr. Ihsan, SpOG turut hadir di ruang operasi. Tidak biasanya lho, senior ikut hadir waktu saya mengerjakan operasi, entah angin apa yang membawa beliau hadir di operating theatre.
Setelah dokter anestesi menjalankan tugasnya, saya mulai mengerjakan operasi. Mulai dari kulit saya lakukan irisan, terus saya perdalam lapis demi lapis hingga akhirnya saya membuka segmen bawah rahim yang sudah dekat ke janin. Begitu bayi lahir langsung diterima oleh dokter anak. Saya masih konsentrasi melanjutkan operasi, namun kira-kira 10 menit kemudian dokter anak menyampaikan bahwa bayi telah meninggal!!
Saya, Dr. Ihsan, Dr anak, dan seluruh tim yang ada diruangan tersebut kontan kaget dan seperti tidak percaya atas kejadian tersebut. Kondisi anak sebelum operasi baik-baik saja, kok tiba-tiba meninggal begitu lahir. Beberapa pemeriksaan yang direncanakan seperti pemeriksaan TORCH, hingga pemeriksaan kromosom bayi tersebut tidak disetujui oleh keluarga pasien dengan alasan keterbatasan biaya.
Hingga saat ini pun saya masih penasaran dengan kejadian tersebut, apa kira-kira penyebabnya ya?? Kecurigaan terbesar saya adalah adanya infeksi TORCH yang bentuk tersembunyi alias tidak nampak dari gambaran luar karena secara fisik bayi tersebut normal. Dari beberapa penelitian yang saya baca ternyata memang infeksi TORCH merupakan penyebab kematian bayi baru lahir yang sering tidak terdeteksi. Kemungkinan yang lain adalah adanya kelainan kromosom atau sesuatu yang belum bisa dijelaskan.
Pesan moral dari kasus ini adalah, dokter hanya mengupayakan yang terbaik untuk pasien, namun kita tidak bisa menghindari ketentuan Allah. Bila ketentuan Allah berlangsung, maka tiada beda antara dokter spesialis kandungan dengan bidan ataupun dengan dukun beranak sekali pun. Tiada tempat bagi manusia untuk bersombong, dan sebaiknya pasien dan keluarga pasien juga menyadari bahwa dokter hanya bisa mengupayakan yang terbaik sesuai ilmu yang dimilikinya.