Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Persalinan’ Category


Biar ngga pada tertipu oleh yang palsu seperti kontraksi palsu misalnya, coba simak tulisan saya di tabloid mom and kiddie terbaru edisi 11/VI

Read Full Post »



Message from Mrs Melly Yonnita:
Assalammualaikum Dok……Saya sekarang sangat bahagia sekali karna saya mendapatkan buah hati yang ke 2 anak yang cantik dan lucu.Sudah 12 tahun saya tunggu tunggu.Ini semua berkat bantuan,perhatian dan arahan dokter kepada saya.Saya mengucapkan banyak banyak terima kasih atas perhatian dokter kepada saya ,hanya tuhan yang akan membalas kebaikan dokter dan saya mendoakan semoga dokter dan keluarga sehat selalu dan bahagia.AMIN.SEKALI LAGI TERIMA KASIH BANYAK DOKTER SURYO.

Pasangan Mrs Mela dan Mr Efrison ini adalah salah satu pasien yang mendapatkan miracle…Pasangan ini baru memiliki 1 orang anak laki-laki yang sudah berusia 12 tahun namun si adik kok ngga pernah nongol-nongol juga.
Datang ke klinik pertama kali dan mantap menjalani baby program…bulan berikutnya sudah hamil!!! Itulah bila Tuhan menghendaki, apapun bisa terjadi seketika.
Selama kehamilan sangat disiplin menjalankan arahan, sehingga gula darah yang biasanya hampir 300 mg/dl bisa terkontrol bahkan suntikan insulinnya pun bisa dihentikan.
Persalinan normal bisa dilaksanakan dan hasilnya seorang baby girl..lengkap sudah sepasang ya..
Saat periksa ulang bawa bingkisan rendang spesial yang mantap…gimana ngga mantap lha Mrs Mela adalah pemilik resto padang `AMBO` di jl Harapan Raya, Pekanbaru..Pengin cicipin?? Silakan langsung ke TKP

Read Full Post »


Dulu kala, ada satu istilah `One Caesarean, Always Caesarean` yang artinya bila telah mengalami caesar maka persalinan selanjutnya pasti akan caesar. Namun kini hal tersebut tidak lagi berlaku. Seiring dengan perkembangan tehnik operasi caesar maka sekarang sudah memungkinkan bagi ibu yang dulunya caesar bisa melahirkan normal untuk anak berikutnya.

Risiko dalam persalinan lewat bawah pada bekas caesar bukannya tidak ada, dan risiko tersebut antara lain adalah jebolnya bekas operasi caesar sebelumnya. Sistim scoring dilakukan untuk menilai apakah layak persalinan vaginal tersebut, makin tinggi score makin tinggi kemungkinan bisa melahirkan normal. Dalam sistem score yang dinilai antara lain indikasi caesar sebelumnya, riwayat kehamilan, dan bisa juga ditambahkan hasil pemeriksaan dinding rahim terutama bekas irisan, taksiran berat badan janin, penurunan kepala janin, dll.

Salah satu pasien yang berhasil menjalani VBAC adalah Mrs Wiwiek Helina yang melahirkan anak keduanya baby boy dengan berat 3650 gram, setelah anak pertamanya lahir melalui caesar,

Jadi bagi yang pernah melahirkan caesar, masih ada kemungkinan berikutnya untuk melahirkan normal asal dari hasil penilaian scorenya bagus. Buat yang sudah 2x caesar, maaf, tidak ada lagi kemungkinan untuk melahirkan normal.

wiwit defrianto

Big thanks to Dr.suryo,
Akhirnya saya bisa lahiran normal
setiap saya konsul Dr.Suryo dpt meyakinkan saya bahwa saya bisa lahiran hormal.

Saya pun termotivasi utk itu dan saya juga meyakinkan diri saya bahwa saya harus bisa lahiran normal.
Alhamdulillah ternyata saya mampu dan saya tidak menyangka baby ke-2 saya pun beratnya (3650 gr) tdk beda jauh dgn anak pertama (3700 gr)
Padahal Dr.suryo sll menekankan klo saya baby saya tdk blh lebih dr 3000 gr
Sekali lg tks Dr.Suryo…^_^

Read Full Post »


Sebuah tulisan dari salah seorang pasien yang berisi pesan untuk tetap kuat dan jangan menyerah dalam menjalani proses persalinan. Semoga bisa memberikan motivasi bagi mereka yang akan menghadapi proses persalinan. Walaupun sempat hampir menyerah dan minta disesar, namun sanggup bertahan dan melanjutkan perjuangan untuk lahir normal.

Yanti Cen
Dokter Thank you yah atas supportna selama dari awal kehamilan saya sampai proses kelahiran anak kami ga sia2 selalu percaya and cek up tiap bulan dan dengerin apa semua saran dokter.
. Akhirna berakhir sukses dengan proses persalinan normal. Ÿƍ sudah setengah jln ga tahan ampe minta cesar.. Berkat support …dokter sy berakhir dengan persalinan normaL.. Sekali lg thank you dok.. Seneng bgt bs cek and lahiran am dokter..
December 25, 2010 at 11:14pm ·

Thank you buat Mrs Yanti atas sharingnya, sangat berarti bagi para ibu yang lagi menjelang persalinan.

Read Full Post »


Sering kali pasien menjadi putus asa dan patah harapan tatkala harus mendengar vonis dari dokter untuk menjalani kuretase. Banyak juga awam yang berpendapat bahwa setelah dikuret jadi sulit untuk hamil dan masih jauh impian untuk mendapatkan buah hati. Hal itu tidak benar sama sekali. Beberapa waktu yang lalu, dalam waktu yang berdekatan ada pasien baby program yang kebetulan juga perjalanannya hampir sama, yaitu sebelumnya menjalani tindakan kuretase dan ternyata bisa langsung kurang dari 3 bulan untuk hamil lagi.

Pasangan yang berbahagia tersebut adalah pasangan Dr. Vandra-Mrs Devi dan pasangan Mrs Sarmawati-Mr Hafiz. Saya mengucapkan selamat atas kehadiran sang buah hati, semoga kelak menjadi anak yang berbakti dan sukses dunia akherat. Semoga juga kisah kelahiran mereka menjadi motivator dan inspirator bagi keluarga yang lain yang mengalami hal yang sama. Amin.

Beberapa kisah yang lain bisa anda simak di halaman lain.

Read Full Post »


Mrs Yeni dan suami adalah pasien spesial saya, foto ini adalah saat berkunjung ke klinik setelah persalinan anak kedua. Nah, si kecil di foto tersebut adalah buah hati yang hadir melalui baby program.
Kepada Mrs Yeni, saya mengucapkan selamat atas kehadiran dua buah hati-nya…Semoga kelak, mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas, berbakti kepada orang tua, dan sukses segalanya. Amin.

Yenny Rahmi
sempat konsul ma dokter laen,,,eeehh ujung2nya ballik lagi ke dokter suryo,,emang dokter suryo paling d’best lahhh..:)
Wednesday at 7:48pm · UnlikeLike · Comment · View Feedback (7)Hide Feedback (7) · See Friendship

Read Full Post »



Masih ingatkah anda kisah Baby Ardhani Chandra yang hadir dari baby program?? Ternyata 11 bulan kemudian lahirlah adiknya. Waktu itu 2 bulan setelah kelahiran, Mrs Donna Riana langsung datang untuk baby program sang adik dan alhamdulillah, Tuhan langsung mengabulkan kehadiran adik yang sampai berita ini diturunkan belum mendapatkan nama. Ada yang punya usul??

Sekali lagi selamat utk Mrs Donna Riana dan keluarga atas karunia terindah hadirnya 2 buah hati tercinta. Semoga memberikan kebahagiaan yang tiada terkira. Ditunggu 2 tahun lagi untuk baby program selanjutnya.

Read Full Post »



Seringkali kita mendengar istilah `lilitan tali pusat` atau `tali pusat terlilit` yang bikin takut dan cemas. Kejadian lilitan tali pusat ini memang harus diwaspadai dan dicermati namun tidak perlu terlalu bikin stress.

Tali pusat memang bisa melilit pada usia kehamilan berapapun. Pada kehamilan muda seperti 5-6 bulan juga bisa terjadi lilitan tali pusat beberapa kali dan bila lilitan tersebut banyak dan erat bisa menyebabkan kematian janin juga. Bila keadaan ini terjadi di umur kehamilan ini, sulit sekali dan we can do nothing.

Nah bila ada lilitan tali pusat dan umur kehamilan sudah 9 bulan bagaimana?? Pada prinsipnya tali pusat tersusun dari komponen yang elastin dan tidak getas, sehingga dengan lilitan tali pusat bayi tetap bisa lahir normal. Namun bila dari rekaman jantung janin menunjukkan gambaran yang tidak normal atau kepala bayi tidak turun-turun maka operasi merupakan jalan yang terbaik.

Berikut ini sharing dari Mrs Winda, mamanya Zafran, yang berbaik hati untuk menyempatkan menulis pengalaman pribadinya agar bisa bermanfaat untuk anda sekalian.


Sy Winda May 25 at 12:06pm
Kelahiran, 17 Mei 2010, Pukul 22.23 WIB (Note: Zafran=bahasa Arab artinya kejayaan/kesuksesan, Prayata=bahasa Sanksekerta artinya sholeh, Wiza=Winda dan Zai).

Dear Dr. Suryo,

Sesuai janji saya ke dokter nih:) buat sharing pengalaman sekaligus mau numpang nebeng tulisan diblog dokter, silakan di-upload tulisan saya jika dokter berkenan. Agak panjang gapapa khan ya dok? Maksudnya biar historinya jadi jelas aja. Kalau mau di-cut bagian awalnya juga boleh kok.

Janin saya pd usia 26 minggu dinyatakan letak lintang dan terlilit tali pusat di leher, secara ini anak pertama tentu saja buat saya was-was. DSPOG yang memeriksa kemudian menyarankan untuk tidak nungging dalam rangka membalikkan posisi janin karena takut kalau dipaksakan malah akan membahayakan janin yg diduga terlilit (takutnya tambah terjerat). Jadilah akhirnya pasrah saja dan lumayan stress juga pas brosing-brosing pada umumnya kalau dalam kondisi ini lumayan banyak kasus yang mengharuskan operasi caesar untuk proses kelahiran. Sebenarnya buat saya ga masalah harus operasi pun, yg penting dede selamat. Tapi alhamdulillah pd pemeriksaaan minggu ke 30 si dedek posisinya sudah kepala di bawah yang memberi harapan untuk bisa lahir normal tapi DSPOG di Jakarta (RSIA Hermina Jatinegara tempat saya kontrol kehamilan) kembali belum bisa memastikan bisa lahir normal atau tidak karena ternyata janin waktu di USG masih tampak terlilit tali pusat di leher dan mengatakan normal atau operasi harus dilihat posisi dede terakhir saat proses persalinan.

Berhubung saya memutuskan proses persalinan di Pekanbaru saja (berhubung suami dan orang tua di sana) mulailah brosing tempat bersalin dan DSPOG di Pekanbaru. Sempat ke RS Santa Maria untuk periksa kehamilan pada usia 15 minggu , ke RSIA Andini untuk periksa kehamilan usia 30 mggu. Semuanya dijabanin untuk dapat second opinion dan penjajakan DSPOG untuk bersalin.

Tapi akhirnya berhubung pertimbangan lokasi yangg dekat dengan rumah orangtua dan provider asuransi dari kantor maka pilihan bersalin jatuh ke RS Awal Bros tapi DSPOG nya belum nemu nih.

Sewaktu belum memutuskan tempat bersalin di RS Awal Bros ada nemu blog DSPOG (ya blog nya dokter Suryo Bawono), blognya kayaknya menarik karena banyak hal-hal yang belum saya tau dibahas disitu dan dokter ini ternyata praktek di RS Awal Bros, jadi tertarik untuk partus dengan bantuan dokter ini. Eh tapi waktu cek di website RS Awal Bros ternyata dokternya dah ga di sana lagi :(. So jadi bingung lagi deh ama dokter siapa ntar partus di Pekanbaru.

Akhirnya daripada stress liat nanti aja deh yg penting sekarang dede sehat aja dulu. Dengan harap-harap cemas terbanglah dari Jakarta ke Pekanbaru pada usia kehamilan 38 minggu (rada nekat emang) tapi demi perhitungan cuti biar lama dibelakang alias habis bersalin dijabanin aja deh. Alhamdulilah di Bandara Cengkareng ga bermasalah, lewaaattt sajaaa, dan untung dede pun tidak kontraksi (anak baik :)). Hari Minggu malam tanggal 9 Mei 2010 sampai di Pekanbaru dan Senin pagi tanggal 10 Mei langsung kontrol ke RS Awal Bros. Seperti biasa awalnya telepon rumah sakit dulu dengan maksud untuk daftar sekalian nanya dokter eh dilalah waktu ditelepon dikasih tau ada Dokter Suryo, tanpa pikir panjang lagi dan pede habis langsung aja “ok saya daftar ke Dr Suryo aja”. Dapat antrian no 4. finally sampai di RS Awal Bros j10 pagi, pas liat informasi ternyata Dr. Suryo baru praktek lagi di Awal Bros, waaah nasib dede nih kayaknya ketemu Dr. Suryo. Waktu masuk ruang prakteknya, upss ternyata dokternya masih muda yaaa (maaf dok, di blog sebelumnya ga terlalu merhatikan fotonya, lagian waktu dah tau dokter ga di Awal Bros lagi, blog nya jadi jarang dibuka).

Diceritain deh tuh kronologis janin sambil ngeliatin hasil pemeriksaan USG di Jakarta dan tentu saja kekhawatiran proses persalinan bisa normal atau tidak karena kasus terlilit tali pusat sampai keinginan partus di Dr Suryo. Menurut Dokter Suryo dede udah cukup umur dengan berat prediksi 3,4kg (error +/- 10%) dan dia menjelaskan bahwa tali pusat itu strukturnya kenyal jadi tidak usah terlalu khawatir. Kemudian intinya dr. Suryo mengatakan “Kalau percaya saya akan kasih obat buk, dosisnya sedikit saja, ga seperti induksi, berdasarkan pengalaman, yang sudah saya beri obat ini merasa nyaman dan ga sakit”. Beliau kemudian menyerahkan kepada saya dan suami keputusannya mau atau tidak mengikuti sarannya. Akhirnya saya dan suami menyetujui, sambil masih bertanya ini itu seperti tanda-tanda persalinan plus minta pengantar untuk proses persalinan. Oia satu lagi, tanpa saya tanya, Dr. Suryo langsung melarang untuk mengkonsumsi rumput Fatimah (hehe padahal saya dah bawa bekal ini dari Jakarta karena special minta dibeliin waktu ada teman yang sedang pergi naik haji). Akhirnya nurut aja deh ama dokternya trus baca postingan dokter soal true story rumput Fatimah di Banyumas tambah yakin deh (nanti saya share di email ke temen-temen deh dok, kebetulan di kantor lagi banyak bumil).

1, 2, 3 sampai 7 hari berlalu dengan meminum obat Dr. Suryo tanpa ada efek berarti, seperti kata dokter, ga sakit, ga ada flek muncul, nyantai bener deh. Hari minggu tanggal 16 Mei 2010 masih jalan-jalan ke Plaza Citra Pekanbaru. Karena seminggu dah berlalu tanpa reaksi, Hari Senin tanggal 17 Mei 2010, pergi kembali ke dr. Suryo. Waktu masuk ruangannya langsung ngomong “ Dok, ga ada reaksi, kok belum ya? Dah seminggu ini”. Dokter Suryo jawab “oo, obat saya memang begitu, ada yang tenang-tenang juga kayak gini udah bukaan 2-3, ayo saya periksa dalam aja”. Diperiksa deh, “tuh kan bener, dah bukaan 3 buk, ini fleknya sambil memperlihatkan jarinya. Langsung rawat inap aja ya, ga usah pulang lagi.” Nah lhooo….saya dan suami pandang-pandangan deh, hihihihi….ga ada tanda-tanda euy:). Ya udah akhirnya kita diantar ama suster ke bagian persalinan untuk cek denyut jantung janin, suami ngurus-ngurus administrasi untuk rawat inap, dicek bentar ama Dokter Suryo, masuk ruangan rawat inap deh, sambil menunggu detik-detik…….menegangkan:).

Jam 11, 12, 13, sampai jam 16, kontraksi tak berarti, cuma sakit dikit-dikit aja seperti mau menstruasi, masih bisa tidur-tidur dulu, dan bukaan tak beranjak dari 3, tuing tuing, lamaaa bener rasanya. Tapiiiii begitu lewat jam 16, sakit dah menjadi-jadi, suami jadi korban buat dipegang, diteken tangannya, dipencet lengannya. Habis magrib sakit makin jadi, jam 9 malam rasanya kok udah mau mengeden ini karena dede dah mulai neken-neken, dan ini sakitnya ampun-ampun karena harus menahan mengeden karena belum waktunya. Akhirnya dipanggil suster dan ternyata dah bukaan 5-6, suster memutuskan dibawa aja deh ke ruangan bersalin, diajarin tarik nafas buat ngilangin sakit (susah tauukkk mau tarik nafas waktu kontraksi :(), dilarang ngeden sebelum waktunya, diajarin nanti cara mengeden kalau sudah waktunya. Thanks to para suster di RS Awal Bros untuk ini (pada baik-baik). Eh, ga lama saya tanya ke suster karena sakit dah ga ketulungan, ternyata dah bukaan 7-8. “Bentar lagi nih kak”, kata mereka. Saya tanya lagi, “dokternya mana?”, “Bentar lagi kak, udah ditelepon, sedang di jalan”. Ga lama dokternya udah sampai, langsung bimbing buat ngeden plus menyemangati. Alhamdulillah cuma 3 kali ngeden dede langsung keluar tanpa tedeng aling-aling dan disambut ama dokter (ga nyangka juga bisa secepat itu dengan sebelumnya diduga terlilit tali pusat di leher). Komentar dokter, “Pinter banget ngedennya, udah seperti anak ke-2 atau ke-3”. Dede terus langsung diletakkan di dada saya, diazanin ayahnya (prediksi cowok sesuai USG dari waktu dede usia 20 minggu), keluar plasenta, liat dokter menyelesaikan pekerjaannya (jahit, nulis-nulis), ga lupa salaman ama dokter, ngucapin terima kasih, selesai, tinggal bersih-bersih dan dibiarin 2 jam untuk diobservasi ada masalah atau tidak baru dikembalikan ke ruang rawat inap. Ternyata terlilit tali pusat di leher ga menjadi masalah buat dede. Makasih ya Allah.

Nenek yang di luar ruangan heboh nelponin orang-orang buat ngabarin dede dah brojol secara normal.

Sekali lagi, saya, suami, dan aran tentunya ngucapkan makasih dok buat support dan pertolongannya. Semoga dengan sharing ini makin banyak yang pede untuk mencoba kelahiran normal terlebih dahulu sebelum memutuskan operasi. Sukses selalu buat dokter.

Salam Hangat,

Winda dan Zai.

Sekali lagi terimakasih atas sharing-nya, semoga pengalaman Zafran bisa berarti dan bermanfaat untuk semuanya. Dan semoga Zafran selalu menjadi sumber kebahagiaan keluarga dan orang-orang disekitarnya. Amin. Bookmark and Share

Read Full Post »


Alhamdulillah sekian lama dinanti akhirnya lahir sudah anak pertama yang bernama “Muhammad Dawam Faza Hasyim” dari pasangan Mrs Sumengkar and Mr Zainuri tanggal 02 Oktober 2009.

Semoga menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tuanya, dan berguna bagi umat manusia, amin.

Read Full Post »



Tiba-tiba saja saya teringat pengalaman waktu saya bertugas di RS Muntilan, Jawa Tengah. Saat itu ada satu kasus yang belum terpecahkan hingga saat ini. Saya menangani pasien dengan riwayat obstetri yang jelek. Bayangkan saja, anak pertama pasien lahir dengan bantuan dukun bayi, meninggal beberapa saat setelah lahir. Kemudian pasien melahirkan anak keduanya dengan bantuan bidan, namun sang bayi meninggal tidak berapa lama setelah lahir sama persis dengan anak sebelumnya.

Pasien datang bertemu saya pertama kali pada kehamilan sembilan bulan alias cukup bulan. Riwayat dua kali kehamilan hingga cukup bulan namun semuanya meninggal tak berapa lama setelah persalinan. Pikir saya, bisa saja yang pertama lahir meninggal karena ditolong dukun yang tidak menangani dengan standar medis, dan bisa saja yang kedua juga tidak sesuai standar atau ada sesuatu hal yang lain. Oke, kalau begitu ini yang ketiga sudah benar dalam penanganan dokter kandungan dan tentu hasilnya akan berbeda dibandingkan dukun dan bidan.

Pagi sekitar pukul 8 direncanakan operasi caesar untuk pasien tersebut, dan kebetulan senior saya Dr. Ihsan, SpOG turut hadir di ruang operasi. Tidak biasanya lho, senior ikut hadir waktu saya mengerjakan operasi, entah angin apa yang membawa beliau hadir di operating theatre.

Setelah dokter anestesi menjalankan tugasnya, saya mulai mengerjakan operasi. Mulai dari kulit saya lakukan irisan, terus saya perdalam lapis demi lapis hingga akhirnya saya membuka segmen bawah rahim yang sudah dekat ke janin. Begitu bayi lahir langsung diterima oleh dokter anak. Saya masih konsentrasi melanjutkan operasi, namun kira-kira 10 menit kemudian dokter anak menyampaikan bahwa bayi telah meninggal!!

Saya, Dr. Ihsan, Dr anak, dan seluruh tim yang ada diruangan tersebut kontan kaget dan seperti tidak percaya atas kejadian tersebut. Kondisi anak sebelum operasi baik-baik saja, kok tiba-tiba meninggal begitu lahir. Beberapa pemeriksaan yang direncanakan seperti pemeriksaan TORCH, hingga pemeriksaan kromosom bayi tersebut tidak disetujui oleh keluarga pasien dengan alasan keterbatasan biaya.

Hingga saat ini pun saya masih penasaran dengan kejadian tersebut, apa kira-kira penyebabnya ya?? Kecurigaan terbesar saya adalah adanya infeksi TORCH yang bentuk tersembunyi alias tidak nampak dari gambaran luar karena secara fisik bayi tersebut normal. Dari beberapa penelitian yang saya baca ternyata memang infeksi TORCH merupakan penyebab kematian bayi baru lahir yang sering tidak terdeteksi. Kemungkinan yang lain adalah adanya kelainan kromosom atau sesuatu yang belum bisa dijelaskan.

Pesan moral dari kasus ini adalah, dokter hanya mengupayakan yang terbaik untuk pasien, namun kita tidak bisa menghindari ketentuan Allah. Bila ketentuan Allah berlangsung, maka tiada beda antara dokter spesialis kandungan dengan bidan ataupun dengan dukun beranak sekali pun. Tiada tempat bagi manusia untuk bersombong, dan sebaiknya pasien dan keluarga pasien juga menyadari bahwa dokter hanya bisa mengupayakan yang terbaik sesuai ilmu yang dimilikinya. Bookmark and Share

Read Full Post »

Older Posts »