Proses persalinan baik persalinan normal maupun sesar bukanlah sama sekali tidak memiliki risiko. Perdarahan pasca persalinan akibat rahim tidak kontraksi dengan baik adalah salah satu hal yang sangat menakutkan. Perdarahan yang terjadi akibat kontraksi rahim yang jelek (uterine atonia) ini sangat hebat, bayangkan dalam beberapa menit saja bisa keluar darah hingga setengah liter.
Bisa dibayangkan bahwa dalam hitungan menit seluruh darah dalam tubuh bisa habis, dan tentu nyawa menjadi taruhannya. Oleh karena itu tindakan cepat untuk menghentikan perdarahan yang terjadi diperlukan seperti tindakan pengangkatan rahim (hysterectomy) emergensi.
Berikut ini beberapa sharing dari mereka yang menjalani pengangkatan rahim akibat perdarahan pasca persalinan yang saya kutip dari link
Share 1
Hi everyone,
I am new to these boards but wanted to know if there are any others who had a hysterectomy after giving birth. I was in a life or death situation after giving birth late 2003 due to severe blood loss and l was told the only option was to remove my uterus. I am so grateful for the beautiful baby l had as a result, but l am still so upset and grieving my loss. l don’t really have anyone to talk to about it!!!
Scarlett
xx
>>>>> situasi yang sangat genting dan memaksa untuk dilakukan pengangkatan rahim satu-satunya pilihan
Share 2
Hi Sadscarlett.
Im so sorry for what u have gone through, I too had a Hysterectomy straight after childbirth.
Miss Golightly I thought for a minute u were telling my exact story, Im so sorry to u also, I cant beleive how similar our situations were!
I delivered my 2nd Daughter in August of 2003, after the Midwife causing my uterus to invert I started haemohrrage severly and was rushed off to theatre where I had to have my Hysterectomy, then I was in ICU for 5 days where I was in and out for 2 more operations in the first 2 days to try to save my life due to internal bleeding, my Family was told I only had a slim chance of suvival.
I too ended up with 45 units of blood transfused and was infertile at 28 years old.
Its been 19 months since my ordeal and Im still just totally devestated, Im not the same person that went into that hospital to give birth, I am so bitter and angry at the world, Im sill just a mess. Im so jealous of pregnant women and I hate the thought of my friends getting pregnant, I know I should feel grateful for being alive, and I am, but im just so angry.
I just wanted to let u know Scarlett that I know exactly how u feel and please stay strong and big ((((hugs)))) to u.
Please pm if u would like to talk, I know how hard it is to try and talk to people who have no idea how we are feeling.
Miss Golightly if its ok I would love the address of the site esspecially for women like us, anything that can help.
all the best
>>>>>> Situasi kritis pasca persalinan yang terpaksa dilakukan pengangkatan rahim, dan bahkan pasca operasi harus melalui ICU selama 5 hari, bahkan harus menjalani ulang operasi 2x dan mendapatkan tranfusi darah 45 kantong.
Tapi, saat ini sudah ada tehnik untuk menghindari pengangkatan rahim. Tehnik tersebut adalah tehnik B-lynch suture, yaitu tehnik menjerat rahim dengan beberapa ikatan sehingga kontraksi rahim bisa diperbaiki dan perdarahan yang terjadi bisa dihentikan. Saya sendiri melakukan modifikasi pada tehnik tsb sehingga mungkin lebih pas dengan modified B-lynch technic.
Tehnik tersebut sangat membantu karena memberikan kesempatan untuk mempertahankan rahim sehingga kemungkinan untuk menambah buah hati masih terbuka. Saya beberapa kali memanfaatkan modified B-lynch technic dan mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu nyawa pasien tertolong dan rahim juga masih bisa dipertahankan. Pertama kali saya mengerjalan tehnik ini sekitar 9 tahun yang lalu.
Case report:
Kasus terakhir saya temukan beberapa bulan yang lalu. Seorang wanita usia 20an tahun, kehamilan yang pertama direncanakan untuk menjalani persalinan normal. Persalinan berjalan dengan lancar, bayi perempuan lahir sehat dengan berat badan yang normal alias tidak ekstrim. Sekitar beberapa jam setelah persalinan, terjadi perdarahan yang diakibatkan oleh kontraksi rahim yang kurang baik. Dilakukan usaha untuk memperbaiki kontraksi dengan pemberian obat uterotonika baik melalui oral maupun injeksi. Perdarahan masih tetap berlangsung sehingga dipersiapkan tranfusi darah dengan segera. Dalam observasi, diputuskan dilakukan tindakan operasi emergensi dan diterangkan kepada pasien dan keluarga mengenai risiko operasi juga kemungkinan terburuk adalah nyawa ibu tidak tertolong maupun rahim harus diangkat walaupun baru memiliki satu orang anak namun demi nyawa ibu. Saat itu operasi saya kerjakan, dan saya masih memiliki keinginan yang kuat untuk dapat mempertahankan rahim pasien karena saya memahami bagaimana dengan usia masih muda dan baru memiliki satu anak tentu berat apabila dilakukan pengangkatan rahim. Walaupun, suami dan keluarga telah setuju apabila dilakukan pengangkatan rahim, namun saya masih berusaha sekuat tenaga. Observasi dan pengamatan ketat benar-benar dikerjakan saat operasi, dan beruntung kejadian ini di Pekanbaru yang memiliki PMI yang sangat baik dan darah tersedia dalam jumlah yang banyak. Setelah berjuang selama 3 jam lebih, akhirnya operasi diakhiri dengan rahim masih dipertahankan. Tidak terbayangkan bagaimana letih fisik dan pikiran saya saat itu benar-benar terkuras dalam operasi tersebut. Total 15 kantong darah masuk. Dan syukur alhamdulillah pasien, dan….rahim bisa diselamatkan. Tiga hari pasca operasi pasien pulang.

Nampak rahim masih ada didalam perut pasien setelah menjalani operasi untuk menghentikan perdarahan dan mempertahankan rahim (modified B-lynch)
Terimakasih ya Allah, Engkau berikan kesempatan rahim masih bersemayam dan pasien kembali sehat, semoga Engkau merencanakan saya bertemu lagi dengan pasien tsb untuk kelahiran adiknya kelak, amin.
note: highly appreciation untuk seluruh tim RSIA Andini mulai dari kamar bersalim, ruangan dan kamar operasi serta tim anestesi yang sangat luar biasa dalam teamwork dan kecekatannya. Bravo
Assalamu’alaikum….
Dokter…tanggal 18 Januari kemarin saya operasi KET dengan usia kehamilan 10 minggu. tuba falopii kiri saya dipotong dan diikta karena sudah pecah. luka jahitan operasinya panjang seperti operasi secar. penyebab KET ini belum diketahui, tapi tanggal 10 November 2012 saya mengalami keguguran spontan dangan usia kehamilan 5 minggu. dokter bilang rahim sudah bersih dan tidak perlu dikuret. bisa langsung usaha lagi. Alhamdulillah langsung dikasih lagi, tapi ternyata di luar rahim, tepatnya di kornu uteri. tidak langsung dioperasi, dokter bilang masih ada kemungkinan untuk masuk ke rahim. namun tanggal 18 itu saya mengalami sakit perut hebat, langsung dibawa ke RS dan dioperasi. kata dokter yang menangani saya, tuba kanan saya masih bagus. yang ingin saya tanyakan, setelah operasi ini kapan saya bisa memulai program hamil lagi? Saya sempat merasa down…apakah dengan 1 tuba bisa secepatnya hamil? ataukah saya harus melakukan treatment khusus? dan apakah keguguran yang saya alami sebelumnya tanpa kuret yang menyebabkan kehamilan ektopik itu?
terima kasih dokter
Wassalam
Dear Sholeka,
Sudah banyak story ttg keberhasilan babyprogram pasca KET di web ini…jgn cemas masih ada 1 saluran lagi kan?
Dr.Suryo Bawono, SpOG yang terhormat , saya sangat tertarik dengan topik yang ditulis ini karna sesuai dengan apa yang saya alami..
Saya perempuan 31 tahun..
pada Mei 2013 saya melahirkan anak kedua normal, kemudian 30 menit kemudian terjadi perdarahan yang sangat banyak sehingga dr kandungan saya memutuskan untuk melakukan B-lynch Suture.
Alhamdulliah saat ini Juli 2014, saya sedang mengandung anak ketiga saya dengan usia kandungan 4 bulan..
mohon petunjuk dr, karena ada beberapa hal yang masih membuat saya bimbang :
1. Setelah operasi B-lynch Suture, apakah persalinan anak ketiga saya sebaiknya normal ataukah caesar ?
2. Lebih berisiko melahirkan normal ataukah caesar, jika sudah ada riwayat perdarahan pada kehamilan kedua ?
3. Untuk mengantisipasi terjadinya perdarahan kembali..Apa yang bisa dilakukan oleh pasien. (faktor pencegah perdarahan)?
4. Saya berencana melakukan pengikatan rahim setelah melahirkan…sehingga diharapkan selanjutnya tidak terjadi kehamilan lagi ….kira2 metode apa yang paling baik.
makasih banyak informasinya
Dear Karlia,
Sampaikan pengalaman kemaren ke dokter yang akan menangani. Bisa diusahakan lahir normal namun dengan pengawasan pasca persalinan dan bila perlu sedia darah untuk tranfusi.
Regards
Dr. Suryo Bawono, SpOG